SEPUTARPANGANDARAN.COM – Pantai Karapyak, Kecamatan Kalipucang, menjadi tempat tumbuhnya vegetasi rumput laut. Rumput laut yang biasanya tumbuh liar pada bebatuan di pesisir ini menjadi salah satu penunjang perekonomian warga. Salah satunya Rikun.
Tiap air laut surut, dengan berbekal karung, ia akan mulai menyusuri bibir pantai untuk memunguti rumput laut yang menempel pada bebatuan di sepanjang pantai.
Tidak selalu sendirian, ia bersama beberapa warga lainnya memungut ‘Kades’ sejenis rumput laut berwarna kecoklatan yang konon akan digunakan sebagai bahan kosmetik.
Hari ini, Senin, (18/11/2019) ia pulang lebih awal, karena ia mengikuti masa pasang surut air laut. Laut yang surut mempermudah dirinya mencabut rumput laut dari bebatuan karang.
Rumput laut itu akan ia jual setelah dikeringkan terlebih dahulu. Kalau beruntung sehari, Rikun biasanya mampu mengumpulkan sekarung padat Kades.
“Di rumah, rumput laut kemudian saya jemur selama beberapa hari sampai kering. Kalau sudah kering, dijual ke pengepul rumput laut,” ujar dia, Senin (18/11/2019).
Mengumpulkan rumput laut ia lakukan sebagai usaha menambah pemasukkan bagi keluarga, selain berkebun dan bertani. Rumput laut kering yang ia jual ke pengepul dihargai Rp5.000 per kilogram.
“Saat ini harga sedang anjlok, biasanya harganya bisa mencapai Rp10.000 per kilogram,” terangnya.
Biasanya Rikun bisa menjual sekitar satu kuintal rumput laut, yang dihargai Rp1 juta.
Rikun menjelaskan, musim kemarau membuat cahaya matahari lebih lama muncul dan panas, hal ini membuat rumput laut tumbuh subur dan hasil yang ia dapatkan cukup melimpah. Rumput laut pun menjadi lebih cepat kering saat dijemur. (*)