Berbagai Makanan dan Minuman Olahan dari Mangrove

SEPUTARPANGANDARAN.COM – Sebesar 19% kawasan mangrove dunia berada di Indonesia (Fao 2020). Dengan luasnya wilayah mangrove tersebut, Indonesia menyimpan beragam kekayaan alam dengan nilai ekonomi tinggi.

Salah satu keuntungan ekonomi dapat diperoleh dari beragamnya produk makanan dan minuman olahan berbahan dasar mangrove yang telah dipasarkan ke masyarakat.

Buah mangrove pada umumnya jatuh dan berserakan ke tanah, dengan adanya diversifikasi produk olahan makanan dan minuman ini, buah-buah tersebut dapat termanfaatkan dengan lebih efektif.

Produk-produk olahan tersebut antara lain:

1. Dodol mangrove

Buah dari berbagai jenis tanaman mangrove telah dioleh menjadi dodol. Diantaranya buah pedada (Sonneratia sp), dan nipah (Nypa fruticans).

Cara pengolahan buah mangrove menjadi dodol yaitu dengan beberapa tahapan. Tahapan pertama, buah mangrove dikupas dan dicuci hingga bersih.

Buah mangrove dipotong-potong dan diblender hingga halus, kemudian disaring. Hasil penyaringan buah mangrove dicampur dengan berbagai bahan seperti santan, tepung beras ketan, dan gula merah.

Adonan dimasak dan diaduk hingga mengental selama kurang lebih 2 jam. Setelah mengeras, adonan didinginkan, dicetak, dan siap untuk dihidangkan. Dodol mangrove ini telah dipasarkan dengan kisaran harga sekitar Rp. 3000- Rp. 5000 per bungkus.

2. Sirup mangrove

Buah pedada (Sonneratia sp) juga dapat diolah menjadi sirup mangrove. Tahap awal dari proses pembuatan sirup mangrove ini tidak jauh berbeda dengan pembuatan dodol mangrove yaitu pertama-tama buah dikupas, dicuci, dipotong, dan dihaluskan. Kemudian, buah mangrove dicampur dengan gula dan air dengan perbandingan 1:2:2, lalu dimasak hingga mendidih.

Baca juga:  Dorong Sektor Pertanian dan Pangan Pasca Pandemi, Asep Noordin : Langkah Tersebut Sangat Tepat

Hasil rebusan kemudian disaring dan didinginkan. Rebusan buah mangrove yang telah dingin siap dikemas dan dipasarkan ke masyarakat. Satu botol sirup mangrove dengan ukuran 350 ml dapat dijual dengan harga Rp. 50.000.

3. Teh mangrove

Tanaman mangrove juga sudah diolah menjadi teh herbal. Bahan yang digunakan untuk membuat teh mangrove ini berasal dari pucuk daun jeruju atau daruju (Acanthus ilicifolius).

Daun jeruju ini mengandung berbagai metabolit sekunder seperti flavonoid yang baik untuk kesehatan. Prosedur dalam pembuatan produk teh mangrove ini yaitu memetik pucuk daun jeruju dan kemudian dicincang.

Daun yang telah dicincang dijemur dan digiling hingga halus, kemudian dikemas dalam kantong teh celup.

Daun yang telah dicincang juga dapat diseduh langsung tanpa digiling jika untuk konsumsi pribadi.

4. Keripik mangrove

Buah bakau Rizophora stylosa dapat diolah menjadi cemilan keripik yang menyehatkan. Prosedur pembuatan keripik Rizophora stylosa yaitu pertama-tama dengan mengupas dan mencuci buah hingga bersih.

Buah yang telah dicuci kemudian diiris tipis dan direbus. Buah lalu dihaluskan dan dicampur dengan tepung terigu serta berbagai bumbu untuk menyedapkan rasa.

Adonan yang telah tercampur rata hingga kalis kemudian dibentuk dan siap untuk digoreng.

Baca juga:  Harga dan Spesifikasi Realme 8 dan Realme 8 Pro di Indonesia

5. Kerupuk mangrove

Buah bakau Rhizopora mucronata dan daun jeruju (Acanthus ilicifolius) juga dapat diolah menjadi kerupuk yang lezat dan juga bergizi.

Proses pembuatan kerupuk dari kedua bahan dasar ini sedikit berbeda, Untuk pembuatan kerupuk daun jeruju, pertama-tama daun jeruju muda sebanyak diambil, dibersihkan, dan dihaluskan.

Daun jeruju yang telah halus dimasak untuk menghilangkan bau khas daun jeruju. Daun jeruju tersebut kemudian dicampur dengan berbagai bumbu dapur dan tepung terigu hingga rata.

Perbandingan daun jeruju dan tepung terigu yaitu 100 gr daun jeruju untuk 1 kg tepung terigu. Adonan kemudian dibentuk pipih dan siap untuk digoreng.

Sedangkan proses pembuatan kerupuk dari buah Rhizopora mucronata yaitu pertama-tama buah dikupas, dicuci, dan direndam selama 2 hari.

Tujuan perendaman buah adalah untuk menghilangkan getah dan mengurangi rasa pahit. Buah yang telah direndam, kemudian dihaluskan dengan blender dan dijemur hingga kering.

Setelah dijemur, buah digiling hingga menjadi tepung buah Rhizopora mucronata. Tepung inilah yang kemudian dicampur dengan tepung tapioca dan berbagai bumbu untuk menyedapkan rasa.

Adonan diaduk hingga rata dan kemudian dikukus. Adonan yang sudah dikukus, kemudian diiris tipis dan dijemur. Irisan-irisan tipis yang telah dijemur ini siap digoreng atau dikemas dan dipasarkan.

Demikian beberapa produk makanan dan minuman yang dapat diolah dari tanaman mangrove. Selamat mencoba menikmati.

Baca juga:  Jika Pengunjung Pantai Pangandaran Membludak, Ini yang Akan Dilakukan Petugas!

Daftar Pustaka

Mukti, R.C., Arsi, Pangawikan, A.D. (2020). Pkm pemanfaatan buah nipah di desa teluk betung, kecamatan pulau rimau, kabupaten banyuasin, sumatera selatan. Jurnal Qardhul Hasan; Media Pengabdian kepada Masyarakat, 6 (1).

Hurriyani, Y., Lestari, A.D. (2020). Peningkatan Manajemen Usaha Ekowisata Mangrove pada Kelompok Sadar Wisata Polaria Tanjungpagar di Desa Mendalok. JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat), 5(1)

Satoto, H.F., Sudaryanto, A. (2020). Pengolahan Buah Mangrove menjadi Sirup Mangrove “Bogem” di Kawasan Wisata Hutan Mangrove Surabaya. Journal of Community Service Consortium, 1 (1).

Humas UGM. (2017). Keripik Buah Mangrove ala Mahasiswa UGM. https://www.ugm.ac.id/id/berita/13836-keripik-buah-mangrove-ala-mahasiswa-ugm. Akses 15 April 2021.

Sugianto. (2019). Diversifikasi produk olahan mangrove bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir indramayu. Mangifera edu: Jurnal Biologi and Pendidikan Biologi, 3 (2).

Sulistiyanti, T.D., and Puspitasari, Y.E. (2015). Kerupuk mangrove antidiare dari buah bakau Rhizopora mucronata. Journal of innovation and applied technology, 1(1).

Situmeang, M.T. (2019). Analisis finansial produk olahan kerupuk jeruju (Acanthus ilicifolius) dan sirup pedada (Sonneratia caseolaris) di desa lubuk kertang, kecamatan brandan barat,kabupaten langkat. Skripsi. Departemen Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara

FAO. 2020. Global Forest Resources Assessment 2020 – Key findings. Rome. https://doi.org/10.4060/ca8753en

Penulis : 

 Dian Yuni Pratiwi (Dosen Departemen Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran)