JAKARTA – Bukan hanya pengidap penyakit komorbid, orang yang mengalami stres disebut lebih rentan terinfeksi COVID-19.
Bahkan pada kasus tertentu, orang yang mengalami stres meski berusia muda dan tidak mengidap penyakit berat bisa mengalami gejala berkepanjangan, serta berisiko meninggal dunia.
Kabid Legislasi PB Ikatan Dokter Indonesia dr Mariya Mubarika menyebut, orang dengan kondisi stres bisa digolongkan kelompok rentan terinfeksi COVID-19.
“Stres, kelelahan, itu bisa kita masukan dalam kelompok rentan. Jadi jangan stres, kita harus saling memperkuat karena itu (infeksi COVID-19) sangat merugikan, ujarnya dalam konferensi pers virtual Refleksi 1 Tahun Pandemi COVID-19, Rabu (10/3/2021).
Ia turut menjelaskan, stres dialami oleh orang-orang yang ketakutan berkepanjangan.
Bukan hanya berdampak pada psikis, stres dan depresi juga bisa memengaruhi kondisi darah dan kemampuan tubuh melawan infeksi dan radang.
“Di dalam darahnya itu, inflammatory factor-nya sudah tinggi. Dia bisa terinfeksi, cepat sekali dia masuk ke fase 2, 3, kemudian bisa tidak terselamatkan,” imbuhnya.
Dr Mariya menegaskan, semua orang bisa terkena dampak dari pandemi COVID-19, mulai dari yang memiliki riwayat penyakit berat, hingga yang terlihat sehat namun dihantui stres.
Pembatasan mobilitas dan upaya pencegahan harus dilaksanakan untuk mengatasi infeksi yang kini menjadi masalah masyarakat bersama-sama.