BERITA  

Antisipasi Covid-19, Wedding Organizer di Pangandaran Ini Terapkan Social Distancing

SEPUTARPANGANDARAN.COM – Isu penyebaran virus Covid-19 tengah menjadi kehawatiran warga dunia. Berbagai kegiatan harus ditunda atau menyesuaikan dengan protokol penanganan virus tersebut, tak terkecuali pesta pernikahan.

Di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, sebuah lembaga penyelenggara pesta pernikahan (wedding organizer) memberlakukan protokol sanitasi dan social distancing. Dalam pesta yang diselenggarakan, panitia menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer hingga imbauan untuk tidak bersalaman.

Inisiatif tersebut berasal dari Amas Bramasta, pemilik penyelenggara pesta pernikahan My Wedding Organizer. Amas menyampaikan, di tengah kekhawatiran isu virus Covid-19, beberapa rencana pesta pernikahan yang ia tangani tidak bisa ditunda.

“Semua orang pasti kahwatir, termasuk tuan hajat. Nah sebagai solusi, kami menawarkan untuk menerapkan protokol yang berlaku,” ujar Amas kepada media.

Menurut Amas, klien yang pertama bersedia menerapkan protokol tersebut adalah pesta pernikahan atas nama Anna dan Fahmi, warga Desa Karang Benda, Kecamatan Parigi, Kamis (19/3/2020).

Pada pesta tersebut, Amas menyebut timnya menyispakan beberapa tempat cuci tangan bersabun antiseptik di pintu masuk, serta beberapa meja hand sanitizer di dalam ruangan tenda.

Baca juga:  Warga Datangi DPRD Pangandaran Keluhkan Kerusakan Jalan

“Atas persetujuan tuan hajat, kami uga mengimbau tamu undangan untuk tidak bersalaman. Tapi karena sudah budaya, agak susah juga,” ujar Amas.

Untuk itu, kata Amas, bagi yang terlanjur bersalaman, pihaknya mengimbau tamu udangan maupun tuan hajat untuk menggunakan hand sanitizer.

Amas mengaku bersyukur, prosesi pesta pernikahan berlangsung lancar dan tidak dilaporkan adanya gangguan karena isu virus Covid-19.

Ia berharap, apa yang pihaknya lakukan bisa menginspirasi penyelenggara pesta pernikahan yang lain ataupun tuan hajat yang menyelenggarakan pestanya secara mandiri.

Ooy Rukoyah, orangtua mempelai mengapresiasi solusi yang ditawarkan penyelenggara panitia. Namun begitu, ia mengaku sempat kaget mendengar informasi harga hand sinitizer yang semula hanya beberapa puluh ribu rupiah kini dibanderol hingga Rp 500 ribu.

“Tapi asal semua lancar, kami tidak keberatan,” ujar dia.***