Ancaman Kejahatan Seksual Jenis Sextortion Meningkat, Terutama pada Aplikasi Kencan

Ilustrasi. Modus pemerasan seksual via app kencan makin mengancam. (Foto: lekcej/Thinkstock)

Ancaman kejahatan seksual jenis sextortion disebut makin meningkat terutama pada aplikasi kencan. Kenapa demikian?

Interpol baru-baru ini mengungkap sindikat pemerasan seksual lintas negara. Temuan ini merupakan investigasi hasil kerja sama interpol dengan kepolisian Hong Kong dan Singapura.

Lembaga kerjasama kepolisian internasional itu menyebut ada 12 tersangka yang diyakini sebagai anggota inti organisasi kriminal ini.

Mereka ditangkap pada Juli dan Agustus setelah penyelidik menemukan para tersangka meminta calon korban melalui platform seks dan kencan online untuk mengunduh aplikasi seluler berbahaya untuk terlibat dalam “obrolan mesum”.

Para korban tidak mengetahui aplikasi tersebut dirancang untuk mencuri daftar kontak ponsel mereka yang dapat digunakan penjahat untuk memeras dan mengancam akan membagikan video telanjang mereka kepada kerabat serta teman di buku kontak mereka.

“Kami melakukan penyelidikan proaktif dan analisis mendalam dari server komando dan kontrol zombie yang menampung aplikasi jahat, yang memungkinkan kami untuk mengidentifikasi dan menemukan individu yang terkait dengan sindikat kriminal,” kata Raymond Lam Cheuk Ho, kepala Biro Kejahatan Teknologi dan Keamanan Siber Kepolisian Hong Kong, dikutip dari Bleeping Computer.

Baca juga:  Cara Mudah Nonton Piala Dunia 2022 di HP

Sextortion terjadi saat penjahat siber mencoba memeras seseorang dengan mengklaim memiliki gambar atau video telanjang korban. Mereka mengancam untuk mengungkapkan hal-hal tersebut kecuali korban membayar sejumlah tebusan.

Untuk membuat korban semakin takut, mereka juga sering mencuri akses ke media sosial atau info kontak korban, mengancam akan mengirimkan konten seksual yang mereka dapatkan kepada keluarga dan teman-teman korban.

Selain lewat aplikasi kencan, pemerasan seksual juga biasanya menggunakan malware dalam aksinya. Mereka menanamkan malware atau perangkat lunak jahat lewat email phishing.

Dilansir dari Badan Nasional Keamanan Siber Inggris (NCSC), sama seperti kejahatan phishing lainnya, pengguna perlu berhati-hati jika mendapat email atau pesan mencurigakan dari orang tak dikenal.

Lebih lanjut, kasus yang baru diungkap interpol ini merupakan tindak lanjut dari banyaknya kasus pemerasan seksual yang terjadi belakangan.

“Peningkatan tajam dalam laporan pemerasan seksual telah diamati di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir, mencerminkan peningkatan jenis kejahatan dunia maya lainnya yang diperburuk oleh pandemi COVID-19,” kata Interpol.

Baca juga:  Spotify Umumkan Adanya Langkah PHK Karyawan Sebanyak 6 Persen

“Kampanye kesadaran INTERPOL tentang ancaman dunia maya telah menekankan bahwa hanya satu klik – pada tautan yang belum diverifikasi atau untuk mengirim foto atau video intim kepada seseorang – sudah cukup untuk menjadi korban kejahatan dunia maya,” tambahnya.

Dengan adanya peningkatan kasus pemerasan seksual, kita perlu lebih berhati-hati dalam beraktivitas di ruang digital, salah satunya di aplikasi kencan.