Ada alasan mendasar mengapa anak di bawah umur 17 tahun tidak bisa mengendarai kendaraan. Dilansir dari Liputan6.com, ternyata hal ini berkaitan dengan perkembangan otak manusia. Dengan demikian, aturan dibuat tanpa kecerobohan. Ada beberapa penelitian terkait hal ini.
Salah satu yang paling terkenal dilaporkan oleh Elizabeth Sowell, seorang neuropsikolog di University of California, Los Angeles. Pada tahun 2003, melalui jurnal Nature Neuroscience, Sowell mengatakan bahwa bagian otak remaja belum berkembang dengan baik.
Di bagian otak yang disebut lobus frontal, saraf tidak terhubung sepenuhnya. Seperti dikutip dari npr.org, bagian otak ini berfungsi untuk mengatur perencanaan, pengorganisasian, dan antisipasi. Tiga hal ini sangat penting saat Anda berada di dalam kendaraan di jalan raya.
Saat bagian ini sempurna, Anda bisa mengemudi dengan “bijaksana” di jalan raya. Dia juga bisa mengantisipasi ancaman di jalanan dengan lebih baik.
Studi lain mengatakan bahwa saraf di area ini tidak akan lengkap sampai seseorang berusia 20-an.
Hal yang sama menjelaskan mengapa remaja sering dianggap menjengkelkan dan egois di jalanan dan dalam situasi lain. Lobus frontal yang belum matang juga dapat membuat mereka tidak dapat memikirkan dampak perilaku mereka terhadap orang lain.