Anak Penderita Jantung Bocor di Pangandaran Butuh Uluran Tangan

PANGANDARAN – Ahmad Septiana (9) warga RT 16 RW 05 Dusun Cidahon, Desa Kertamukti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, saat ini tengah berjuang melawan penyakit Jantung bocor yang dideritanya sejak lahir.

Saat ini, alat pacu jantung permanen selalu terpasang di badannya dan harus di cas setiap 5 bulan sekali dengan biaya sekitar Rp7,7 juta.

Perlu biaya berobat yang tidak murah, itu sudah pasti. Kepesertaan pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mandiri cukup meringankan beban Rasimin (61) dan Masinem (55), orang tua Ahmad Septiana.

Masinem mengatakan, sejak umur 1 bulan anaknya harus menjalani perawatan karena ada kebocoran pada organ jantung.

“Saya pun harus ikhlas menerima takdir yang kuasa. Namun saya pun harus berjuang demi kesembuhan anak saya, walaupun dengan keterbatasan biaya karena suami saya hanya seorang penderes kelapa, ” katanya. (11/02/2021).

Lebih jauh dirinya bercerita, pada usia 5 bulan pernah ditawari oleh salah satu dokter di RSHS Bandung untuk operasi jantung di Rumah sakit jantung Harapan Kita di Jakarta.

Baca juga:  Bertemu PHRI, Pjs Bupati Pangandaran Minta Pertahankan Zona Hijau

“Diperkirakan diperlukan biaya sekitar Rp300 juta, namun saya menolak karena tak memiliki uang sebanyak itu,” terangnya.

Saat ini, lanjut Masinem, usia anaknya sudah menginjak 9 tahun dan kondisinya tidak membaik.

“Saat ini alat pacu jantung permanen masih terus terpasang dibadannya dan harus di cas setiap 5 bulan sekali untuk mempertahankan hidupnya,” ucapnya.

Masinem berharap kepada dinas terkait, bisa membantu dalam meringankan beban biaya untuk pengobatan anaknya.

“Saya berharap kepada Pemkab Pangandaran melalui dinas terkait untuk bisa meringankan biaya pengobatan anak saya. Karena tidak semua proses pengobatan ditanggung BPJS, ” harapnya. (Asep Age)