SEPUTARPANGANDARAN.COM – AirNav telah meningkatkan layanan navigasi penerbangan di bandara Nusawiru Pangandaran, Jawa Barat dari aerodrome flight information service (AFIS) ditingkatkan menjadi aerodrome control tower (TWR).
Hal itu disampaikan Direktur AirNav Indonesia M. Pramintohadi Sukarno di bandara Nusawiru, Kamis, 5 November 2020.
Kata Pramintohadi, sebelumnya navigasi penerbangan di bandara Nusawiru menggunakan AFIS yaitu pelayanan navigasi yang bertujuan untuk memberikan saran atau informasi kepada pilot untuk melaksanakan yang aman dan efesien.
“Layanan ini kemudian kami tingkatkan menjadi TWR yaitu pelayanan navigasi yang memberikan panduan layanan lalu lintas penerbangan terhadap pilot,” jelasnya.
Jadi perbedaan mendasarkan menurut dia, pada AFIS. AirNav memberikan informasi kepada pilot dan keputusan berada pada pilot, sedangkan TWR, AirNav memberikan panduan lalu lintas kepada pilot.
Pramintohadi menjelaskan peningkatan layanan ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan efesiensi penerbangan. Selain itu, peningkatan layanan ini dapat meningkatkan konektivitas udara terutama di selatan pulau Jawa, sehingga diharapkan berkontribusi pula terhadap bergeraknya roda perekonomian di wilayah Kab Pangandaran.
“Pergerakan pesawat udara di bandara Nusawiru saat ini 90 persen di dominasi oleh pesawat latih dari lima flying school (sekolah penerbangan). Rata-rata pergerakan pesawat udara perharinya adalah 41 pergerakan dengan jumlah perbulan nya mencapai sekitar 1.500 pergerakan. Pesawat udara yang bisa beroperasi di bandara ini yaitu ATR 72,” ujarnya.
Kata dia, AirNav Indonesia telah menyiapkan enam personil air traffic controller (ATC) untuk melayani navigasi penerbangan di bandara Nusawiru. Sementara untuk personel teknik navigasi penerbangan untuk perawatan peralatan di bandara Nusawiru akan dikirim dari AirNav Indonesia cabang Bandung.
“Dari sisi peralatan dan fasilitas penerbangan, kami sudah melakukan peningkatan-peningkatan teknis untuk memenuhi persyaratan minimal pelayanan TWR, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh ICAO (International Civil Aviation Organization) dan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga sudah melakukan verifikasi lapangan dan dokumen terhadap peningkatan layanan ini,” paparnya.
Lalu menurut dia, stakeholder penerbangan, khususnya maskapai penerbangan telah mengetahui peningkatan layanan di bandara Nusawiru melalui publikasi yang dapat di akses oleh seluruh stakeholder penerbangan melalui website AIM Indonesia milik Kementerian Perhubungan.
Dengan peningkatan layanan TWR di bandaraNusawiru, konektivitas udara di selatan Jawa semakin meningkat. Apalagi sebelumnya Yogyakarta Internasional Airport (YIA) di Kulonprogo juga sudah beroperasi.
“Kami mengharapkan konektivitas udara di selatan Jawa dapat terus ditingkatkan keselamatan dan efesiesi nya, sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut,” pungkasnya.
Sementara Kepala UPTD Bandara Nusawiru Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Lianto Pasaribu mengatakan, sebenarnya dari sejak dulu telah meminta ke AirNav Indonesia agar status kontrol tower di bandara Nusawiru Pangandaran bisa ditingkatkan.
“Karena traffic penerbangan di bandara Nusawiru cukup banyak, yang dominan adalah pesawat latih,” ujar Lianto.
Lianto juga menyinggung tentang rencana pengembangan bandara Nusawiru Pangandaran, sebenarnya keinginan dari pimpinannya untuk pengembangan bandara Nusawiru.
“Kita sudah punya master plan yang ingin dikembangkan, bahwa runway nya di perpanjang termasuk terminalnya juga diperpanjang seiring dengan adanya peningkatan control tower sehingga simultan dengan AirNav sehingga bandara ini dapat menstimulus juga peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Pangandaran,” pungkasnya.***