PEMBELIAN jadi belilah di setiap awal bulan saat gajian tiba. Sepertinya ritual yang harus dilakukan. Terutama untuk pakaian moderat mode dan ada promosi di sekitarnya.
Kita terbiasa membeli pakaian dengan gila-gilaan saat ada obral dan mengabaikannya setelah obral lain atau tren selesai. Tidak disadari bahwa alam dikorbankan untuk menciptakan busana musiman agar bergaya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 2,7 juta ton limbah tekstil per tahun. Limbah tekstil termasuk pakaian musiman yang tidak akan digunakan dua kali.
Untuk mengurangi perusakan alam akibat pembuatan pakaian, menurutnya, kain yang benar secara ekologis mulai bermunculan Bagus untukmu.
Baca juga:
Where Next Club menginspirasi perubahan generasi melalui mode berkelanjutan

1. Serat Nabati
Serat tanaman kapas umumnya digunakan sebagai bahan kain. Namun, kapas konvensional membutuhkan penggunaan pestisida dan bahan kimia yang intensif dan berbahaya yang mengancam planet atau petani yang menanamnya.
Alternatif yang lebih berkelanjutan adalah kapas organik yang bersertifikat GOTS. Kapas daur ulang juga bisa menjadi alternatif ramah lingkungan terbaik karena terbuat dari limbah kapas bekas.
Rami organik juga bisa menjadi pilihan karena seratnya berasal dari tanaman yang membutuhkan sedikit air, tidak memerlukan penggunaan pestisida dan dapat digunakan sebagai makanan, bahan bangunan, kosmetik dan kain. Bahan ini sangat fleksibel, hangat di musim dingin dan sejuk di musim panas.
Rami organik, mirip dengan rami, adalah serat yang berasal dari tanaman yang membutuhkan sedikit air dan pestisida dan dapat digunakan untuk pakaian tahan rayap. Selain itu, seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan sehingga tidak ada yang terbuang percuma.
Baca juga:
Eyelike, gantungan kacamata yang berkelanjutan

2. Serat Hewani
Serat hewani seperti wol daur ulang juga bisa menjadi alternatif ekologis. Penggunaan wol daur ulang saat ini dapat mengurangi permintaan akan wol murni dengan harga lebih tinggi. Wol daur ulang juga mudah dicampur dengan bahan lain seperti wol.
3. Kain Inovatif
EKONYL adalah benang daur ulang yang berasal dari limbah sintetis, seperti plastik industri, limbah kain dan jaring ikan dari laut. Meskipun berasal dari bahan daur ulang, benang ECONYL memiliki kualitas yang sama dengan benang nilon murni.
Manufaktur ECONYL juga menggunakan lebih sedikit air dan menghasilkan lebih sedikit limbah dibandingkan dengan manufaktur benang nilon konvensional.
Terakhir, ada Bananatex atau kain tahan lama pertama di dunia yang dibuat secara eksklusif dari pohon pisang. Tanaman pisang ditanam di Filipina melalui perpaduan pertanian dan kehutanan, sehingga tidak memerlukan tambahan pestisida, pupuk atau air.
Kain Bananatex bersertifikasi Cradle to Cradle Gold dan memiliki potensi untuk menjadi alternatif yang benar-benar melingkar dari kain sintetis yang sudah ada di pasaran, berkontribusi terhadap reboisasi dan meningkatkan keanekaragaman hayati dan kemakmuran ekonomi bagi para petaninya. (km)
Baca juga:
Menjual fashion berkelanjutan dalam koleksi ‘Bloom in September’