Marco Martani kembali menjelaskan tentang filmnya She’s The One / La Donna per Me
Ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan workshop pembuatan drama romantis untuk film layar lebar yang diputar di Jakarta dan Bandung.
Sebagai sutradara dan penulis skenario film ini menyampaikan bahwa film ini sangat personal, karena karakter dalam film tersebut mewakili dirinya dan istrinya.
Sesi workshop uang juga dihadiri oleh artis Asmara Abigail, para penonton mengungkapkan kegembiraannya menonton film ini.
“Film ini memiliki banyak elemen yang menyentuh setiap penonton. Anda berhasil membuat kami menyukai karakter yang muncul”
Putaran waktu dan konsep multiverse
Karena film ini adalah karya pribadi Marco Martani. Ia membutuhkan konsep yang mencerminkan dunia yang berbeda untuk dirinya dan istrinya.
Berbagai kemungkinan, dihadirkan, dengan sekuens tertentu, yang lagi-lagi merupakan perwujudan perasaan Anda.
Sejak saat itu dia merasa bahwa kehadiran istrinya adalah sesuatu yang normal dan dia tidak menyadarinya lagi.
Perasaan cinta dan asmara yang dulu ada sudah menjadi hal yang lumrah. masing-masing sudah terbiasa dengan kehadiran satu sama lain dan melupakan hal-hal penting dalam novel.
Sequence inilah yang ia hadirkan, dengan twist kejutan menarik yang membuat beberapa penonton menangis.
Plot Universal yang dapat diterima
Melalui plot yang akan dirasakan semua orang, Marco Martani mulai memberikan sentuhan komedi pada filmnya.
Ini sangat sulit, karena membutuhkan banyak perhatian, yang akan diungkapkan secara mendalam di bengkel.
Bagi yang tertarik untuk menimba ilmu dari workshop ini, akan ada artikel khusus tentang Cinemags mengenai hal tersebut.
Sinopsis She’s The One / La Donna per Me
Malam sebelum pernikahan, Andrea meragukan pilihannya untuk menikahi Laura.
Tiba-tiba, dia mulai bangun setiap hari ke kehidupan dan diri yang berbeda, mengeksplorasi apa yang mungkin terjadi jika dia dan Laura tidak bersama.
Tapi apakah ini benar-benar kehidupan yang dia inginkan?