9 Kota yang dimaksud Diprediksi Tenggelam pada 2030, Ada Jakarta?

9 Kota yang dimaksud dimaksud Diprediksi Tenggelam pada 2030, Ada Jakarta?

SP –

Jakarta – Sejumlah kota dalam dunia diprediksi lebih tinggi banyak rentan tenggelam dibandingkan kota lainnya. Bukan tanpa sebab, hal ini lantaran kota itu masuk dalam dataran rendah, lokasi pesisir, serta juga wilayah yang tersebut itu rawan banjir akibat musim hujan juga juga hujan lebat.

Perubahan iklim yang mana dimaksud mencairkan es dalam kutub juga mengubah pola cuaca, termasuk badai yang tersebut mana semakin dahsyat dalam wilayah yang mana sebelumnya tidaklah ada terpengaruh oleh gangguan alami tersebut.

Lantas kota mana sajakah yang mana itu berpotensi tenggelam pada 2030? Berikut paparannya yang mana digunakan diprediksi para ahli mengutip World Atlas.

1. Miami, Amerika Serikat

Beach goers get a closer look of the waves crashing against the Juna Beach Pier in Juno Beach, Fla., Monday, Sept. 2, 2019, as Hurricane Dorian crawls toward Florida, while the storm continues to ravage the Bahamas. (Carl Juste/Miami Herald via AP)Foto: Ombak besar akibat Badai Dorian pada Miami, AS (Carl Juste/Miami Herald via AP)

Permukaan air laut pada Miami meningkat dengan laju yang tersebut paling cepat di tempat area dunia. Peningkatan level air ini memberi sinyal kuat akan kesempatan banjir yang digunakan mencemari air minum juga juga menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur kota. 

Diperkirakan kota yang dimaksud panas lalu cerah dengan pantai-pantai terkenal yang tersebut dimaksud dipenuhi kehidupan malam tersebut akan segera lenyap. Perubahan iklim serta naiknya permukaan air laut dapat berdampak kritis pada Pantai Miami pada tahun 2050.

2. Bangkok, Thailand

Customers of the riverside Chaopraya Antique Café enjoy themselves despite the extraordinary high water levels in the Chao Phraya River in Nonthaburi, near Bangkok, Thailand, Thursday, Oct. 7, 2021. The flood-hit restaurant has become an unlikely dining hotspot after fun-loving foodies began flocking to its water-logged deck to eat amid the lapping tide. Now, instead of empty chairs and vacant tables the “Chaopraya Antique Café” is as full as ever, offering an experience the canny owner has re-branded as “hot-pot surfing.” (AP Photo/Sakchai Lalit)Foto: AP/Sakchai Lalit
Customers of the riverside Chaopraya Antique Café enjoy themselves despite the extraordinary high water levels in the Chao Phraya River in Nonthaburi, near Bangkok, Thailand, Thursday, Oct. 7, 2021. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Menurut sebuah penelitian pada tahun 2020, ibu kota Thailand adalah negara pertama yang terkena dampak pemanasan global. Apalagi, kota yang mana digunakan dibangun di dalam tempat atas tanah liat yang tersebut mana sangat padat namun lunak ini rawan banjir.

Baca juga:  Anies: Krisis Iklim di Depan Mata, Ekspor Pasir Laut Malah Dibuka

Para ilmuwan serta Guardian sudah pernah melaporkan bahwa pada tahun 2030, sebagian besar wilayah pesisir Tha Kham kemudian Samut Prakan serta bandara utamanya, Suvarnabhumi International, semuanya bisa jadi jadi tenggelam di area dalam bawah air.

Curah hujan yang dimaksud dimaksud terus-menerus deras, naiknya permukaan air, serta pengambilan air tanah selama bertahun-tahun juga mempunyai konsekuensi bahwa kota ini akan segera menemui nasibnya.

Dewan Reformasi Nasional Thailand melaporkan bahwa Bangkok kemungkinan akan berada dalam posisi yang tersebut itu merugikan dalam waktu kurang dari 15 tahun, lalu para ilmuwan memperkirakan bahwa Bangkok akan tenggelam seluruhnya pada abad berikutnya.

3. Amsterdam, Belanda

People walk and skate on the frozen Prinsengracht canal in downtown Amsterdam, Friday, March 2, 2018. The icy weather gripping much of Europe is good news for the Dutch, many of whom love to skate on frozen waterways if the weather allows. (AP Photo/Mike Corder)Foto: Belanda (AP Photo/Mike Corder)
People walk and skate on the frozen Prinsengracht canal in downtown Amsterdam, Friday, March 2, 2018. The icy weather gripping much of Europe is good news for the Dutch, many of whom love to skate on frozen waterways if the weather allows. (AP Photo/Mike Corder)

Sebagian besar wilayah Belanda terletak dalam bawah permukaan laut. Selama lebih tinggi besar dari satu abad, negara indah ini tetap bertahan dengan bantuan banyak bendungan yang tersebut yang disebut mencegah banjir.

Permukaan tanah di dalam tempat Amsterdam turun dengan kecepatan rata-rata sekitar 8 milimeter per tahun. Turunnya permukaan tanah ini terutama disebabkan oleh pengambilan air tanah kemudian beratnya bangunan pada dalam atas tanah kota yang digunakan lunak.

4. Basra, Irak

Kota Basra dalam Arab adalah kota pelabuhan utama pada Irak, terletak pada sepanjang sungai Shatt al-Arab yang dimaksud sangat luas lalu kuat. Sungai ini mengalir ke Teluk Persia, bersama dengan jaringan kanal lalu sungai yang dimaksud melintasi kota.

Beban ini semakin diperparah oleh adanya rawa-rawa lunak di dalam dalam sekitarnya yang menyebabkan daerah-daerah sangat rentan terhadap kenaikan permukaan air laut.

Baca juga:  Anies: Krisis Iklim di Depan Mata, Ekspor Pasir Laut Malah Dibuka

Kekuatan alam menyeret kota ini ke bawah kemudian terus tenggelam, sehingga para ilmuwan memperkirakan bahwa Basra akan tenggelam sebagian atau seluruhnya dalam waktu satu puluh tahun. 

5. Georgetown, Guyana

Karibia adalah salah satu wilayah yang digunakan paling rentan tenggelam, lalu ibu kota Guyana yang dimaksud mana bersejarah ini termasuk dalam sembilan wilayah pesisir teratas di tempat dalam dunia yang tersebut mana kemungkinan besar akan tenggelam pada tahun 2030.

Meskipun wilayah tropis tenggelam dengan kecepatan yang mana dimaksud berbeda-beda, ancamannya langsung dirasakan oleh beberapa wilayah pesisir, termasuk Georgetown. Pesisir Guyana membutuhkan pemeliharaan terus-menerus lalu solusi jangka panjang yang mana mendesak untuk mencegah tren destruktif juga nasib buruk yang hal tersebut terjadi dalam waktu dekat.

Kota ini telah lama lama melindungi dirinya selama berabad-abad dengan tembok laut raksasa sepanjang 280 yang mana yang melindungi Georgetown dari badai. Sembilan puluh persen penduduk Guyana tinggal dalam kota-kota pesisir, seperti Georgetown, dengan sebagian besar garis pantainya berada antara 0,5 hingga satu meter di area dalam bawah air pasang.

6. Ho Chi Minh, Vietnam

Kota yang digunakan sebagian besar terletak di tempat area sepanjang Sungai Mekong ini terancam banjir serta badai tropis.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa kemungkinan sebagian besar distrik timur di tempat area sekitar Sungai Mekong akan segera menjadi bukan dapat dihuni dikarenakan banjir kemudian badai. Daerah berawa yang tersebut hal itu datar kemudian padat dalam Thủ Thiêm sangat rentan untuk terendam air sepenuhnya sebelum tahun 2030.

7. Kolkata, India

A man struggles to hold his umbrella and walk against high wind in Kolkata, India, Wednesday, May 20, 2020. Amphan, a powerful cyclone has slammed ashore along the coastline of India and Bangladesh where more than 2.6 million people fled to shelters in a frantic evacuation made all the more challenging by the coronavirus pandemic. (AP Photo/Bikas Das)Foto: A man struggles to hold his umbrella and walk against high wind in Kolkata, India, Wednesday, May 20, 2020. (AP Photo/Bikas Das)

Kolkata pada dalam negara bagian Benggala Barat, India, diprediksi tenggelam lebih besar tinggi cepat.

Kota besar ini diprediksi tenggelam sebelum tahun 2030 sebab banjir besar yang digunakan tampaknya akan segera terjadi dan juga juga mengancam sebagian besar penduduk.

Baca juga:  Anies: Krisis Iklim di Depan Mata, Ekspor Pasir Laut Malah Dibuka

8. New Orleans, AS

New Orleans, yang mana mana kaya akan sejarah lalu beragam budaya, menjadi salah satu kota yang mana dimaksud tenggelam yang digunakan paling cepat di dalam tempat dunia, dengan kecepatan tenggelam dua inci per tahun. Sebuah studi NASA tahun 2016 memperkirakan bahwa seluruh kota dapat cuma tenggelam pada akhir abad ini.

New Orleans berada 100% pada atas permukaan laut pada saat pembangunan pertamanya pada tahun 1800-an. Pada tahun 1895, sekitar 5% wilayah New Orleans tenggelam di tempat tempat bawah laut, lalu 30% pada tahun 1935. Kini, lebih banyak besar dari separuh luasnya berada di dalam dalam bawah permukaan laut, bahkan sebagian New Orleans tenggelam sedalam 15 kaki.

9. Venesia, Italia

People walk on a catwalk at the flooded St. Mark's Square during a period of seasonal high water in Venice, Italy, October 5, 2021. REUTERS/Manuel SilvestriFoto: REUTERS/MANUEL SILVESTRI
People walk on a catwalk at the flooded St. Mark’s Square during a period of seasonal high water in Venice, Italy, October 5, 2021. REUTERS/Manuel Silvestri

Pemompaan air tanah merupakan penyebab utama tenggelamnya Venesia secara bertahap. Dengan laju penurunan permukaan tanah satu hingga dua milimeter per tahun, Venesia adalah salah satu kota yang digunakan yang paling cepat tenggelam dalam dunia.

Pada tahun 2019, 90% wilayah Venesia dilanda banjir, serta situasi buruk ini diperburuk oleh erosi pantai juga pemompaan air tanah.

Sistem pertahanan banjir yang mana itu ada saat ini menimbulkan Venesia mampu bertahan, namun kondisinya kemungkinan akan menjadi lebih besar lanjut sulit lalu mahal untuk terus mengatasinya. 

Sumber: CNBC INDONESIA