2 Kader Golkar Diperiksa Karena Wacanakan Munaslub

Merah Putih. dengan – Tiga organisasi pendiri Partai Golkar yakni Kosgoro 1957, Musyawarah Keluarga Gotong Royong (MKGR) dan Organisasi Pekerja Swadaya Indonesia Tengah (SOKSI) meminta Airlangga Hartarto mundur sebagai Ketua Umum DPP Golkar dan tetap menjadi Munaslub. .

Dewan Kehormatan Partai Golkar menyidangkan dua kader yang membahas pertemuan nasional luar biasa (munaslub) partai.

Baca juga:

Soal Munas, mundurnya kader Golkar bisa terulang seperti Pemilu 2004 lalu

Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Muhammad Hatta mengatakan, dua kader yang dipanggil untuk dimintai klarifikasi itu adalah Ketua Umum DPN Pusat Organisasi Wiraswasta Indonesia (SOKSI) Lawrence Siburian dan anggota Dewan Pakar Ridwan Hisjam.

Lawrence dimintai klarifikasi secara tertutup di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat. Sidang Lawrence dimulai sekitar pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.

Dalam forum klarifikasi, panitia etik meminta Lawrence menjelaskan latar belakang pernyataannya soal Munas Golkar.

“Kami juga memberikan sumbangsih dan saran, agar tidak menjadi ruang konflik di ranah publik”, tegasnya.

Baca juga:  Hasto Yakin Ganjar Tepat Jadi Pemimpin Indonesia karena Pernah Jabat Kepala Daerah

Hatta mengatakan dewan etik berwenang mengkaji dugaan pelanggaran etik yang dilakukan oleh seluruh jajaran Golkar. Dewan etik mendapat mandat dari Musyawarah Nasional (Munas) 2019.

Diakuinya, banyak pengaduan terkait dugaan pelanggaran etik yang dilakukan kader Golkar, namun pengaduan tersebut ditindaklanjuti atau dihentikan.

Hatta menegaskan, setiap persoalan etika akan diselesaikan kasus per kasus. Jika ada dugaan pelanggaran berat terhadap kader, sanksi terberat adalah pemecatan dari partai.

Ia menegaskan, Munaslub bukanlah forum evaluasi program DPP. Munaslub memiliki forum dan mesinnya sendiri.

“Jadi dengan membawa pidato Munaslub ke ruang publik, muncul pertanyaan apa maksudnya? Karena akar rumput bingung,” ujarnya.

Selain itu, sidang anggota Dewan Pakar Ridwan Hisjam digelar Selasa (18/7). Ridwan adalah pihak yang mengeluarkan pernyataan untuk mendorong Munas. Padahal, dalam Rapat Paripurna Dewan Pakar di kediaman Ketua Dewan Pakar Agung Laksono, rekomendasi itu sama sekali tidak memuat pembahasan atau pidato Munas Golkar.

Baca juga:

Menyikapi isu Munaslub, KPPG menegaskan dukungan kuat kepada pimpinan Airlangga



Source link